Tuesday, January 10, 2017

dan akhirnya dia menangis juga.

dan sore itu, akhirnya perempuan tersebut kembali berderai air mata.
dipandangnya dada laki-laki di depannya, berbalut baju berwarna merah, dengan harum yang khas, yang terlalu takut untuk ia ingat.
memandang masa depan rasanya belum pernah sesulit ini. tangannya menggenggam erat pakaian laki-laki itu, berharap waktu tak akan berjalan, selamanya disitu. hening menyelubungi mereka berdua. hanya isakan tertahan, dan belaian laki-laki itu pada rambut perempuan di pelukannya.
masa depan tak pernah seburam dan sejelas ini sebelumnya.
tak ada janji yang terucap dari mulut laki-laki tersebut. tidak. tak sekalipun laki-laki itu pernah menebar janji-janji manis padanya.
dalam diam yang menenangkan, setitik air jatuh dari pelupuk mata laki-laki itu. saat itulah perempuan itu tersadar bahwa ia juga takut kehilangan. bahwa dalam diam, dan tanpa kata-kata yang membuai, laki-laki itu memberikan apa yang bisa diberikannya untuk membuatnya bahagia. bahwa ia juga sama takutnya akan masa depan.
akhirnya perempuan itu yakin, bahwa apa yang dia rasa selama ini, tidak diarunginya sendiri.


-Januari, 2017.

No comments:

Post a Comment