pada suatu sore,
hiduplah seorang penguasa bernama Waktu.
Tuan Waktu menghabiskan sorenya dengan meminum teh dan menikmati kue yang sangat lezat, yang dibuat oleh kedua kokinya, Tawa dan Air mata. kue tersebut adalah kue kenangan.
kue kenangan terdiri atas buliran potongan jiwa dari koki Air mata, serta gema suara koki Tawa. diaduk sedemikian rupa dengan sendu dan gurau, dan disajikan dalam piring penuh emosi.
Tuan Waktu menatap kebunnya yang indah, dengan mawar berbagai warna: merah, kuning, putih, biru, violet, jingga, hijau. Sesekali sambil menyeruput tehnya, ia menggigit kue kenangan yang rasanya mengingatkan akan masa kecil. Remah-remah kenangan bertaburan di atas kerah sang Waktu, sebelum akhirnya dikibaskan hingga jatuh: terlupakan dan tergantikan.
Halo, Desember.
No comments:
Post a Comment