Tuesday, November 29, 2016

but everything is temporary,
so do we.
in this temporary time,
we don't know where the future will lead us.
but we can try our best,
to make our life
happier;
and
to be happy.

Sunday, November 27, 2016

the most poisoning thing, is to let yourself hating someone continuously. and you're not even admit it to yourself.

reminder to myself:
stop hating.
stop stalking.
stop hurting yourself.

you're not what she told everyone you are.
i randomly put everything into a cup of plain water. it's not coffee because i don't like it. it's not tea because i don't have it. it's not soda because...i don't have any reason to put soda in a cup.

i think sometimes, the world is getting more confusing and unbearable.
i wanna swim, deep down to the ocean. deeper and deeper until i can dance with the water. it carrying me like i am a puppet. and i close my eyes, feeling strangely peaceful.

then i open my eyes. everything was a dream.
there was a girl,
with broken wings,
and broken heart,
hold broken rose,
watched a video
that make her
scattered
into pieces
and questioning
anything
about herself;

and her love.

Monday, November 21, 2016

bising

tak seharusnya kita tertawa, menari-nari, bersama kegelisahan orang lain.
tidak kah kau sadari, bahwa kita memang salah?
naif, munafik, biar dia sebut semua.
lagi-lagi, maafkan aku karena tidak mendengarkan suara dari kepalamu.
kepalamu, atau hatimu, aku tak tahu, tak dapat membedakan juga.
segala jerih payah yang aku bangun, anehnya dengan ini, semakin ingin ku pertahankan.
semakin aku sadar bahwa aku benar.
egoiskah untuk berkata demikian? karena itu yang aku rasa.
bahwa dia, terlepas dari segala kejahatan yang aku lakukan, mungkin memang tidak benar untukmu.
mungkin memang seharusnya orang lain yang membina, bukan kau.
mungkin ini semua memang takdir.
segala yang kupikir rancu, nyatanya tidak begitu.

hingar-bingar dalam dadaku ini,
tak tahu lagi harus kubawa kemana, kalau tidak kesini.

-November 21, 2016.

hidupku belakangan ini

seperti mawar yang tak pernah dipetik:
ranum lalu layu dan mati begitu saja.
seperti wanita tua yang menonton televisi:
raga dan jiwanya tidak berada di tempat yang sama.
seperti deretan bangku kosong dalam bioskop:
sepi, menanti siapa yang akan dipangku olehnya.

hampa mungkin bukan kata yang tepat, terlalu munafik rasanya.
kosong juga tidak, bukankah aku harusnya mensyukuri segala hiruk pikuk ini?
terbelenggu,
kaku,
tak berdaya.
mungkin ketika aku sadar,
ada hati orang yang baru saja kuhancurkan,
meskipun tidak sengaja --dan tidak langsung.

tetap saja, rasanya penderitaan mengalir seperti aliran air terjun dari tebing-tebing yang indah.
tak berdosa, namun berbahaya.
atau pada diriku ini, aku memang berdosa.

Tuesday, November 8, 2016

dengung yang bergema dalam kepalaku ini, tak dapat lagi tak ku acuhkan.
mungkin ini semua memang salah,
mungkin.
memang.
rumitnya takdir bila dibalut perasaan,
semakin rumit, aku jadi tak tahan.
ingin aku berhenti saja, sudah, sudahi saja semuanya.
namun aku tak mau, bukan tak bisa, tapi tak ingin.
mungkin belum,
tapi akan.
ah andai semuanya semudah itu,
cerita-cerita dalam buku-buku
akan ku curangi lembaran halaman disana,
untuk mengintip akhir cerita.
andai hidup bisa kucurangi,
tanpa perlu ku arungi bersama derita.

-november, 2016. pasca 411.
tidak kah kau rasakan
hembusan angin semakin mematikan
semua, cita-cita kita
semua, harapan kita
semua, yang kita kira
damai
dusta belaka.

ternyata,
akhirnya dunia hanya satu,
terbagi dalam dua kubu:
hitam dan putih.
dan untuk mereka
yang masih kelabu,
tidak punya tempat di dalam sana.
aku, kala ini
bagai anjing dalam kandang;

pengecut.

Saturday, November 5, 2016

dalam kepala perempuan itu, semua berteriak:
"BENCI SAJA KEPADANYA!"
"DENGKI!"
"TAK USAH KAU PEDULIKAN HATI NURANI!"
"MAU SAMPAI KAPAN KAU DIINJAK-INJAK?"
"DULU DIA TELAH BERBUAT JAHAT KEPADAMU!"
"BENCI SAJA!"
"BENCI!"

begitu kuat suara-suara tersebut, hingga ia lupa mendengar suaranya sendiri.
sejenak dalam sepi, dia mendengarkan nuraninya.
sejenak yang lain, dalam jangka yang lebih lama, dia mendengar mereka.
sulit ternyata bertahan sendiri,
ketika hati tak lagi suci,
dan suara-suara lain mulai merasuki.

November, 2016.
lalu dia berjalan memasuki ruangan tersebut. langkahnya terdengar sayu, namun terus bergema tanpa henti.
kemudian ia tersadar.
bahwa ia tidak sendiri.

Friday, November 4, 2016

semua suara dalam kepalanya,
seolah memaksanya untuk berpindah.
agar langkahnya tak sia-sia.
ingin, dia kesana
menuju arah yang pasti,
terbang bersama angin,
membawa cerita-cerita yang bermodalkan tawa,
menghapus semua duka, gundah, gulana
namun ia tak tahu,
kemana arah yang pasti.
harus berbuat apa, harus bagaimana.
membuat rencana pun ia tak sanggup.
karena hatinya masih terbagi,
oleh pikiran-pikiran yang tak pasti.
semua aspek kehidupannya tak pasti.
hidupnya,
matinya,
tak pasti.

perempuan itu berputar.
berjalan di tempatnya, selangkah demi selangkah,
namun tubuhnya tak berpindah
raganya tetap disana
karena mereka tak tahu harus kemana,
harus berbuat apa,
harus bagaimana.
dia hanya melangkah
bersama kedua kakinya
tanpa berpindah kemana-mana.