Wednesday, December 6, 2017

Satu jam sebelumnya, aku merasa gundah.
Marah, kesal, kau sebut semua.
Kemudian tak terasa, aku membalas kata.
Mungkin juga sengaja, namun tak ku akui.
Maafkan aku, kalimatku lebih tajam dari seribu belati yang kau takuti.
Maafkan aku, menyayatmu dalam jauh ke dalam sanubari.
Maafkan aku, dan lidahku. Serta semua kalimat yang keluar dari diriku.
Terima kasih, atas segala yang kau beri tanpa pamrih.
Rasaku ada disini, semakin membuka jalan untuk kau datang.
Semoga... Kau belum lelah melangkah bersamaku.

Saturday, August 19, 2017

those words you told me
and the spotlight in your eyes
took me away,
floating,
dancing,
drowning..

and i burst
into million,
billion,
pieces.

i was falling.
the sky is so blue
and the most wonderful person in this world
is you
.
the only shadow i follow
i touch you,
i touched you.
and the rain is dancing
but the sky still that blue
.
it's 2 AM
but the sky;
it's blue.

Wednesday, July 5, 2017

Melepaskan memang tidak mudah. Malah kenyataannya, tidak pernah mudah. Apalagi melepaskan sesuatu yang telah dipenuhi kenangan. Kata orang, yang kita rindukan dari seseorang itu bukan orangnya, tapi kenangan bersamanya. Melepaskan orang yang berarti bagi kita pasti sulit, karena dia sudah mengisi beberapa bait kenangan dalam diri kita. Tapi apakah itu artinya, melepaskan seseorang berarti melepaskan semua kenangan bersamanya juga?

Tuesday, May 23, 2017

you just like shadow;
even my shadow left me alone in the dark.
and thorns on roses;
sadly torturing yet save me.
my painted palette;
beautiful and dirty.
you're like a single wind on summer day
when the temperature so high i couldn't stand,
you're like an umbrella on rainy day
you keep me save yet makes me wonder:
what would happen if i let you go;
do i feel safer with the water,
do i feel happier dancing with the rain;
or lose myself and feel empty.

Thursday, April 13, 2017

sometimes i wonder to myself,
is it that wrong to be invisible?
to be usual;
an ordinary one.

Tuesday, April 11, 2017

andai hujan dapat membuat semua titik hitam
luntur menjadi putih
tanpa bekas di hati.

ruang-ruang yang merekah
noktah-noktah di hati
ucapkan salam pada amarah
yang berujung pada benci


Sunday, March 19, 2017

cerita seorang pembual.

Hari itu hari Sabtu, matahari bersinar cerah menutupi awan kelabu. Tamarin berjaga di tokonya seperti biasa, menghitung satu demi satu buah apel yang dia jual.
"Lima puluh empat...lima puluh lima.." Suaranya menggema diantara hiruk pikuk suara pasar. Lalu tiba-tiba seorang ibu menghampirinya.
"Hai adik kecil! Berapa harga sepotong buah apelmu?" sahut Ibu itu dengan keras.
"Sepotong? Anda harus membeli sebuah Bu, bukan sepotong! Aku menjual buah apel, bukan apel potong!" tukas Tamarin dengan kesal.
"Tidak bolehkah aku beli sepotong saja?"
"Tidak!"
"Baiklah. Kalau begitu, berapa harga sebuah apelmu?"
"Harga satu buahnya tiga ribu saja. Tapi kalau ibu beli sepuluh, akan kuberi tambahan satu buah, gratis!"
"Baiklah, kalau begitu aku beli sepuluh."
Dengan bersemangat Tamarin mengepak sepuluh buah apel.
"Ini, kuberi satu lagi, gratis!" sahutnya sambil memasukkan sebuah apel lagi.
"Tunggu, tunggu. Bisakah kau potongkan semua apel tersebut?"
"Oh tentu saja bisa! Anda mau berapa potong?"
"Potong hingga menjadi banyak!"
Dipotong-potonglah buah apel tersebut hingga menjadi beberapa potongan. Kemudian, Tamarin mengepaknya kembali dan menyodorkannya ke Ibu tersebut.
"Totalnya jadi tiga puluh ribu!"
"Tunggu...padahal tadi kau bilang kau tidak menjual apel potong, kenapa sekarang kau memberikan apel potong padaku?"
Tamarin bingung mendengar perkataan Ibu tersebut.
"Tapi ini kan Ibu yang minta!" tukasnya.
"Jadi sekarang kau menjual apel potong?" tanya Ibu tersebut.
"Ya, tentu saja!" jawab Tamarin dengan yakin.
"Ada berapa potong disitu?"
Tamarin menghitung satu persatu apel potongannya.
"Ada tiga puluh potong apel."
"Tiga puluh potong tiga puluh ribu?"
"Ya!"
"Kalau begitu aku beli tiga potong saja." kata si Ibu sambil mengeluarkan uang tiga ribu.
Tamarin memandangnya dengan bingung. Si ibu mengambil tiga potong apel tersebut.
"Kau bilang tadi tiga puluh potong tiga puluh ribu. Berarti satu potongnya seribu. Pas kan?"
kata si Ibu, kemudian dia meninggalkan Tamarin yang kebingungan.

Saturday, March 18, 2017

Confession

Tonight, I put my bravery.
I hate that feeling
I hold this entire time.
Jealousy is a desease,
I'm trying to get over it.
I hope everything
will be fine.

i wish i was
the colour of your rainbow
the flower of your garden
the coffee of your cup

i wish i was everything
that would make you proud
of having me.

Thursday, March 9, 2017

i told myself not to trust people that much.
i told myself to rely only to You.
i should have know, i should have know.
i should have realize.
you can call me whenever you need me,
can i call you whenever i need you?
love is disappointing
we go from everything,
to nothing.
i'm afraid we will.

Saturday, March 4, 2017

love is pain
love is hurt
love is everything
fragile and breakable.

maybe you're too busy
chasing for rainbow
or maybe i am blind
i can't see your color.

Wednesday, February 22, 2017

well, these past few days have been so weird for me. i don----

Tuesday, February 21, 2017

#1

you're like a song
I sing along
with myself
in the middle of the night
my early morning thought
my guilty pleasure
a beautiful mistake
and it has to be you.
why do we,
you and me
met and separated
and to meet you again
and separate again.
a beautiful night
a beautiful light
a beautiful faith.

-February, 2017.

Thursday, February 9, 2017

Smile.
You look good wearing it.
Smile.
Everybody does.
Smile.

Tuesday, February 7, 2017

hi.
i'm sorry i got myself in this situation this night. it's not that bad, really. just me keep playing the what-did-we-do-yesterday-at-this-time. i know i know, it sounds bad. but not really, i swear. but i got something so important today. i feel like what they say is true: yesterday feels so close, when actually it is so far. something we'd never get back.

sigh.
sorry for being this over-dramatic. trust me, i'm trying to get over that game.

Monday, January 30, 2017

a whisper from my mind

it is so funny to count these days as you pretending it is a funny joke.
i'm glad that you act like there is nothing to worry about.
since you know i can't, and it is such a relief you don't act the same way I act, because as you said almost a month ago, one of us should be strong, so we won't be crying together lol. thank you for taking that part for me. thank you for your time, thank you for everything we've been through this past few months. 
I'm still counting to 8 days to say that c-u word.

Sunday, January 22, 2017













i know it won't be easy,
but i don't expect it to be this hard.
semua rintik hujan
yang turun hari ini.
semua bernyanyi,
semua tertawa,
semua menangis.
di sela-sela suara gemuruh hujan
dan di bawah jas hujan birumu,
mataku tak dapat lagi menahan sendu.

-22 Januari 2017.

roller coaster.

we're up
we're down.
we screamed
we hold.
i took your hand.
and you took mine.
we're up again,
we're down again.
i laughed
you laughed.

life is full of surprise.
it makes my stomach tickled,
and my heart beat fast.

so do you.

Wednesday, January 11, 2017

sang putri dan pemuda

ribuan bintang yang berkelana di angkasa, tak tahu lagi harus berjalan ke arah mana. rumah mereka sungguh luas, membentang dari utara menuju selatan, membelah barat dan timur, tak ada batasan.

***

sang putri menepikan kudanya di depan satu-satunya gubuk yang ada di dalam hutan tersebut. dibiarkannya kudanya berjalan mengelilingi sekitar gubuk tersebut, mencari dedaunan yang dapat ia makan.
"permisi," suaranya mengalun merdu, mengiringi suara ketukan tangannya di pintu.
dari dalam terdengar suara tergopoh-gopoh menuju pintu. pintu gubuk yang reot itu terbuka, menampilkan seorang pemuda berumur dua puluhan, dengan pakaian dan celana dari karung jerami, serta topi yang dirangkai dari serat-serat daun sulir.
pemuda itu memandangnya heran, sekaligus takjub. baru pertama kali ini dia melihat seseorang yang begitu rupawan dan mempesona. mungkin seperti ini wajah bidadari surga.
"dengan segala hormat, duhai putri yang sangat jelita. ada apa gerangan seorang yang sangat bermartabat seperti anda datang ke gubuk derita milik rakyat jelata seperti saya?"
sang putri tersenyum mendengarnya.
"wahai engkau pemuda yang sangat bersahaja, ikutlah denganku ke istana. ayahku, rajamu dan seluruh kerajaan disini, sakit keras sudah sejak lama. berbagai macam obat dan ramuan-ramuan telah diberikan oleh para tabib dan penyembuh dari seluruh kerajaan. namun, tak ada satupun yang benar-benar membuatnya terbangun."
kuda sang putri menghampirinya, menyodorkan wajahnya untuk dielus, seakan dia ikut merasakan penderitaan majikannya. "aku dengar dari bisik-bisik yang beredar, kau adalah seorang tabib handal, berbagai penyakit telah kau sembuhkan. ikutlah denganku, sembuhkan ayahku."
mendengar hal tersebut, pemuda itu langsung menjadi congak. dia tahu bahwa putri dan kerajaan membutuhkannya.
"aku akan ikut denganmu putri," pemuda itu ikut mengelus kuda sang putri. "dengan satu syarat: menikahlah denganku bila aku dapat membangunkan dan membuat ayahmu kembali pulih."
sang putri kaget mendengar syarat yang diajukan pemuda itu.
"tidak kah kau ingin harta dan kekayaan yang melimpah? aku dapat memberimu berapa banyak harta yang kau mau. tanah, emas, binatang ternak, perkebunan, apapun itu!"
pemuda itu tersenyum mendengarnya. ia mengangkat dagu sang putri seraya berkata,
""menikahlah denganku, dan hidup bersamaku di sini. di gubuk derita ini, sebagai rakyat jelata."

***
dan para bintang itu pun membagi dirinya menjadi berkelompok, bernaung dalam rasi-rasi indah yang dianggap manusia membawa cerita.

Tuesday, January 10, 2017

dan akhirnya dia menangis juga.

dan sore itu, akhirnya perempuan tersebut kembali berderai air mata.
dipandangnya dada laki-laki di depannya, berbalut baju berwarna merah, dengan harum yang khas, yang terlalu takut untuk ia ingat.
memandang masa depan rasanya belum pernah sesulit ini. tangannya menggenggam erat pakaian laki-laki itu, berharap waktu tak akan berjalan, selamanya disitu. hening menyelubungi mereka berdua. hanya isakan tertahan, dan belaian laki-laki itu pada rambut perempuan di pelukannya.
masa depan tak pernah seburam dan sejelas ini sebelumnya.
tak ada janji yang terucap dari mulut laki-laki tersebut. tidak. tak sekalipun laki-laki itu pernah menebar janji-janji manis padanya.
dalam diam yang menenangkan, setitik air jatuh dari pelupuk mata laki-laki itu. saat itulah perempuan itu tersadar bahwa ia juga takut kehilangan. bahwa dalam diam, dan tanpa kata-kata yang membuai, laki-laki itu memberikan apa yang bisa diberikannya untuk membuatnya bahagia. bahwa ia juga sama takutnya akan masa depan.
akhirnya perempuan itu yakin, bahwa apa yang dia rasa selama ini, tidak diarunginya sendiri.


-Januari, 2017.