Monday, January 30, 2017

a whisper from my mind

it is so funny to count these days as you pretending it is a funny joke.
i'm glad that you act like there is nothing to worry about.
since you know i can't, and it is such a relief you don't act the same way I act, because as you said almost a month ago, one of us should be strong, so we won't be crying together lol. thank you for taking that part for me. thank you for your time, thank you for everything we've been through this past few months. 
I'm still counting to 8 days to say that c-u word.

Sunday, January 22, 2017













i know it won't be easy,
but i don't expect it to be this hard.
semua rintik hujan
yang turun hari ini.
semua bernyanyi,
semua tertawa,
semua menangis.
di sela-sela suara gemuruh hujan
dan di bawah jas hujan birumu,
mataku tak dapat lagi menahan sendu.

-22 Januari 2017.

roller coaster.

we're up
we're down.
we screamed
we hold.
i took your hand.
and you took mine.
we're up again,
we're down again.
i laughed
you laughed.

life is full of surprise.
it makes my stomach tickled,
and my heart beat fast.

so do you.

Wednesday, January 11, 2017

sang putri dan pemuda

ribuan bintang yang berkelana di angkasa, tak tahu lagi harus berjalan ke arah mana. rumah mereka sungguh luas, membentang dari utara menuju selatan, membelah barat dan timur, tak ada batasan.

***

sang putri menepikan kudanya di depan satu-satunya gubuk yang ada di dalam hutan tersebut. dibiarkannya kudanya berjalan mengelilingi sekitar gubuk tersebut, mencari dedaunan yang dapat ia makan.
"permisi," suaranya mengalun merdu, mengiringi suara ketukan tangannya di pintu.
dari dalam terdengar suara tergopoh-gopoh menuju pintu. pintu gubuk yang reot itu terbuka, menampilkan seorang pemuda berumur dua puluhan, dengan pakaian dan celana dari karung jerami, serta topi yang dirangkai dari serat-serat daun sulir.
pemuda itu memandangnya heran, sekaligus takjub. baru pertama kali ini dia melihat seseorang yang begitu rupawan dan mempesona. mungkin seperti ini wajah bidadari surga.
"dengan segala hormat, duhai putri yang sangat jelita. ada apa gerangan seorang yang sangat bermartabat seperti anda datang ke gubuk derita milik rakyat jelata seperti saya?"
sang putri tersenyum mendengarnya.
"wahai engkau pemuda yang sangat bersahaja, ikutlah denganku ke istana. ayahku, rajamu dan seluruh kerajaan disini, sakit keras sudah sejak lama. berbagai macam obat dan ramuan-ramuan telah diberikan oleh para tabib dan penyembuh dari seluruh kerajaan. namun, tak ada satupun yang benar-benar membuatnya terbangun."
kuda sang putri menghampirinya, menyodorkan wajahnya untuk dielus, seakan dia ikut merasakan penderitaan majikannya. "aku dengar dari bisik-bisik yang beredar, kau adalah seorang tabib handal, berbagai penyakit telah kau sembuhkan. ikutlah denganku, sembuhkan ayahku."
mendengar hal tersebut, pemuda itu langsung menjadi congak. dia tahu bahwa putri dan kerajaan membutuhkannya.
"aku akan ikut denganmu putri," pemuda itu ikut mengelus kuda sang putri. "dengan satu syarat: menikahlah denganku bila aku dapat membangunkan dan membuat ayahmu kembali pulih."
sang putri kaget mendengar syarat yang diajukan pemuda itu.
"tidak kah kau ingin harta dan kekayaan yang melimpah? aku dapat memberimu berapa banyak harta yang kau mau. tanah, emas, binatang ternak, perkebunan, apapun itu!"
pemuda itu tersenyum mendengarnya. ia mengangkat dagu sang putri seraya berkata,
""menikahlah denganku, dan hidup bersamaku di sini. di gubuk derita ini, sebagai rakyat jelata."

***
dan para bintang itu pun membagi dirinya menjadi berkelompok, bernaung dalam rasi-rasi indah yang dianggap manusia membawa cerita.

Tuesday, January 10, 2017

dan akhirnya dia menangis juga.

dan sore itu, akhirnya perempuan tersebut kembali berderai air mata.
dipandangnya dada laki-laki di depannya, berbalut baju berwarna merah, dengan harum yang khas, yang terlalu takut untuk ia ingat.
memandang masa depan rasanya belum pernah sesulit ini. tangannya menggenggam erat pakaian laki-laki itu, berharap waktu tak akan berjalan, selamanya disitu. hening menyelubungi mereka berdua. hanya isakan tertahan, dan belaian laki-laki itu pada rambut perempuan di pelukannya.
masa depan tak pernah seburam dan sejelas ini sebelumnya.
tak ada janji yang terucap dari mulut laki-laki tersebut. tidak. tak sekalipun laki-laki itu pernah menebar janji-janji manis padanya.
dalam diam yang menenangkan, setitik air jatuh dari pelupuk mata laki-laki itu. saat itulah perempuan itu tersadar bahwa ia juga takut kehilangan. bahwa dalam diam, dan tanpa kata-kata yang membuai, laki-laki itu memberikan apa yang bisa diberikannya untuk membuatnya bahagia. bahwa ia juga sama takutnya akan masa depan.
akhirnya perempuan itu yakin, bahwa apa yang dia rasa selama ini, tidak diarunginya sendiri.


-Januari, 2017.