Wednesday, December 6, 2017

Satu jam sebelumnya, aku merasa gundah.
Marah, kesal, kau sebut semua.
Kemudian tak terasa, aku membalas kata.
Mungkin juga sengaja, namun tak ku akui.
Maafkan aku, kalimatku lebih tajam dari seribu belati yang kau takuti.
Maafkan aku, menyayatmu dalam jauh ke dalam sanubari.
Maafkan aku, dan lidahku. Serta semua kalimat yang keluar dari diriku.
Terima kasih, atas segala yang kau beri tanpa pamrih.
Rasaku ada disini, semakin membuka jalan untuk kau datang.
Semoga... Kau belum lelah melangkah bersamaku.